Laman

Rabu, 31 Oktober 2012

MANAJEMEN PRASANGKA


Prasangka dapat dibedakan menjadi 2 (dua) prasangka positif dan prasangka negatif. Anda mungkin sudah mengetahui definisi keduanya. Semua orang baik (guru, ustad,motivator, dan orang-orang yang tergolong baik) akan mengajarkan bagaimana agar kita memiliki prasangka positif. Tetapi dasar manusia yang tidak sempurna (*Meskipun Allah S.W.T., menciptakan manusia lebih sempurna dari makhluk ciptaan Allah lainnya) di tengah pergaulan tidak dapat dipungkiri bahwa manusia tidak bisa melepaskan prasangka negatif. Mengapa demikian? Kodrati, dan nampaknya menjadi hukum alam bahwa setiap manusia berkecenderungan untuk berprasangka negatif  terutama dalam keadaan tertekan jiwanya, tidak memperoleh kenyamanan dalam hidupnya. Oleh karena itu Allah Maha Adil, Dia tidak membiarkan manusia dalam keadaan buruk sangka (berprasangka negatif) kepada manusia, apalagi pada Penciptanya yaitu Allah, dengan memberikan solusi yakni kembalikan semua yang membuatmu berprasangka buruk (negatif) tersebut kepada Allah S.W.T. yang menciptakan segalanya, hingga hatimu bersih, kalbumu suci, dan tidak dipenuhi oleh debu-debu prasangka buruk.
Sejalan dengan itu, manusia yang memiliki akal harus berupaya  menggali lebih dalam tentang kata "kembalikan ke Allah" itu berarti manusia diwajibkan untuk memanajemeni hatinya. Jika hati berprasangka buruk, pikiran menjadi kacau, dendam kemarahan selalu muncul, maka jadilah dia pengikut Syetan. Allah tidak suka manusia seperti ini. Memanajemeni hati termasuk didalamnya memanajemeni pula prasangka. Bagaimana mengelola prasangka agar prasangka tersebut menjadi baik? Beberapa yang  perlu disampaikan adalah:
1. Mulailah melihat masalah dengan pikiran yang jernih
2. Usahakan menerima setiap perlakuan tidak baik terhadap diri anda menjadi soal yang harus dipecahkan.
3. Soal yang harus dipecahkan tersebut harus dimulai dari diri sendiri, artinya perlakuan tidak baik tersebut barangkali karena kekurangan yang saya miliki.
4. Mulailah setiap saat mengevaluasi diri, jika pikiran,hati kita kotor usahakan menuju ke upaya bersih dengan mengalahkan pikiran kotor tersebut sebagai musuh yang lemah dan  harus mati.
5. Jadilah manusia yang selalu menjadi pemenang dalam memerangi hawa nafsu, dengan berusaha menekan kemarahan, mengelola emosi menjadi suatu kekuatan menuju sabar.

Kita sambung lagi, semoga bermanfaat!

Tidak ada komentar: