Laman

Selasa, 20 Maret 2012

KEWIRAUSAHAAN 5


NEED APPROACH

Seseorang yang berorientasi pada pendekatan kebutuhan (need approach) artinya orang tersebut lebih menekankan kepada "kebutuhan" sebagai pilihan hidupnya. Memang agak sulit membedakan antara kebutuhan dan keinginan bagi mereka yang keseharian hidupnya berjalan sebagaimana mestinya. Artinya menjalani hidup seperti biasanya (habitual action). Hal ini akan berbeda bila dibandingkan dengan orang yang memiliki konsep hidup jelas *) Baginya kebutuhan dan keinginan secara hakiki berbeda. Kebutuhan adalah hal-hal mendasar yang dibutuhkan makhluk hidup untuk melangsungkan kehidupannya. Tanaman membutuhkan air, tanah, pupuk dan udara untuk hidup. Manusia tidak hanya membutuhkan makanan dan minuman, tetapi cinta, penghargaan, persaudaraan, pengetahuan dan sebagainya. Kalau kebutuhan itu tidak terpenuhi, mereka akan merasa tidak bahagia, ada yang dirasakan kurang dalam kehidupannya. Keinginan adalah pernyataan manusia terhadap kebutuhan-kebutuhannya yang dipertajam oleh budaya dan kepribadiannya.
Rhenald Kasali membedakan antara kebutuhan dan keinginan terletak pada barang-barang yang dipilih seseorang untuk melangsungkan kehidupannya. Konsumen Indonesia, bila lapar mencari nasi. Selama belum bertemu nasi (misalnya mie, hamburger dll) kalau ditanya  apakah sudah sarapan, selalu akan menjawab, "belum". Makan adalah kebutuhan, sedangkan nasi adalah keinginan.
Berdasarkan contoh di atas kita bisa menyimpulkan, andai kita tidak bisa membedakan antara kebutuhan dan keinginan, pasti kita juga tidak akan bisa membedakan "need approach" dan "want approach".

Kembali ke Need Approach. Seorang wirausaha sudah pasti memilih kebutuhan sebagai pendekatan hidupnya. Dengan bahasa yang sederhana dapat disampaikan bahwa segala yang dia butuhkan harus benar-benar dipenuhi. Dia meletakkan prioritas kebutuhan di tempat teratas. Ketika keinginan-keinginannya muncul (sebagai manusia yang normal tentu punya keinginan), maka dia konsultasikan kepada seluruh  bagian tubuhnya untuk dianalisis apakah keinginannya tersebut menjadi kebutuhan, atau kebutuhannya tersebut menjadi keinginannya. 


Kita lanjutkan pada eposide berikutnya.

Tidak ada komentar: